Jumat, 13 September 2013

Satu Hulu Beda Daerah alirannya "Tjiliwoeng Tjisadane", Beda Pula yang di Ancam.

Gunung Halimun Salak merupakan salah satu Gunung yang menjadi hulu sungai Cisadane, sungai Cisadane mengalir dari kawasan Kabupaten Bogor di bagian hulunya dan bermuara di kota Tangerang, sungai ini merupakan sungai yang penuh sejarah. Bicara soal sungai Cisadane tidak luput dari peninggalan sejarahnya bahkan rasanya kurang pas jika hanya membicarakan tentang Sungai Cisadane dan keterkaitannya akan sejarah sungai Cisadane dengan sungai Ciliwung. Sungai Ciliwung, mengalir dari kawasan puncak Gunung Gede Pangrango Kabupaten Bogor Jawa Barat sepajang kurang lebih 120 KM, Ciliwung menggalir hingga bermuara di propinsi DKI Jakarta yang membujur dari selatan hingga ke utara menuju laut Jawa di teluk Jakarta.

Sungai Ciliwung  cukup di kenal di seantero nusantara  Indonesia,  sungai Ciliwung merupakan sungai yang sering sekali muncul di setiap pemberitaan media massa saat musim hujan datang. Ketenaran sungai Ciliwung bukan karena Ciliwung  berhulu di kawasan pariwisata Puncak, tapi karena sungai Ciliwung cukup terkenal dengan banjirnya yang selalu mengancam Ibu kota Negara Indonesia tercinta. Lain hal dengan sungai Cisadane,  Cisadane memiliki beberapa hulu yang kesemuanya berada di wilayak kekuasaan pemerintah kabupaten Bogor propinsi Jawa Barat. Salah satu hulu DAS (Daerah Aliran Sungai) Cisadane adalah Kawasan Gunung Halimun Salak, Kawasan Halimun Salak merupakan hulu sungai Cisadane yang didominasi oleh anak sungai Cisadane, sub das Cisadane Cikaniki dan Cianten. Aliran utama sungai Cisadane  memiliki hulu yang sama dengan sungai Ciliwung,  kedua sungai ini hulunya berada disatu punggungan  di kawasan Gunung Gede Pangrango di daerah Lido dan Bodogol Kabupaten Bogor. Selain kedua gunung di atas (Gede Pangrango dan kawasan perbukitan Halimun Salak) sungai Cisadane memiliki aliran sungai dari Gunung Salak dan gunung Kapur di daerah Ciampea kabupaten Bogor.